Terletak di bagian kiri Stasiun Kereta Api Kota Baru Malang, tepatnya di Jalan. Trunojoyo, menyebabkan warung berbagai jenis lalap ini bernama Stasiun Sambal. Dari lalapan Tempe, bebek, bahkan belut dapat dipilih oleh pembeli. Yang terkahir,lalap belut, merupakan menu andalan Stasiun Sambal. Rahasia ke unikan belut di Stasiun Sambal terletak pada pilihan belut tambak.
Belut tambak diakui Yano Aditya, juru masak Stasiun Sambal memiliki tekstur daging yang berbeda. Menurut Yano, belut tambak dagingnya lebih empuk dibanding daging belut sawah. ”Belut sawah itu dagingnya lebih alot,”beber Yano.
Sehingga Stasiun Sambel tidak pernah menggunakan belut sawah sebagai pilihan belutnya. Bahkan ketika belut tambak sedang sulit dicari akibat musim hujan seperti saat ini. Diakui Yano, kahir-kahir ini belut tambak susah didapat. ”Tambaknya kebanjiran air, jadi belut semakin sulit ditangkap,” sebutnya.
Karena pilihan belut tambak, imbasnya konsumsi lalap belut di warungnya memang cukup banyak dan menjadi menu andalan. Dalam sehari, Yano menyebut konsumsi belutnya mencapai 15 hingga 20 Kg.
Belut yang dijual dengan harga berkisar Rp 11.000 hingga Rp 12.000 perporsi dimasak dengan lima rasa berbeda. Dari belut ori, belut krispy, rasa belut, setengah matang dan belut hitam manis. Lima rasa belut tersbeut bereda dari cara penggorengan hingga bumbu penyerta. Contohnya, belut krispy, digoreng dengan menggunakan tepung.
Dari lima rasa belut itu, hanya belut hitam manis yang disajikan berbeda. Lalapan belut hitam manis disajikan dengan sambal kecap, bukan sambal terasi seperti ke empat rasa belut yang lain. ”Dengan bumbu kecap, rasa legit dair belut hitam manis akan semakin mantep,” papar Yano.(Mp1/eno)
(Pipit/malangpost)
hmmmmmmm,sedep banget tu kayanya.
bikin laper aja.
buat yg mo ngiklanin barang2 bekasnya,mampir aja ke web qta ya….