Category Archives: Indonesia

Garuda Dinobatkan sebagai Maskapai Bintang Lima oleh Skytrax

JAKARTA ––PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menerima penghargaan sebagai maskapai bintang lima. Penghargaan itu diberikan oleh Skytrax, lembaga pemeringkat penerbangan independen internasional yang berbasis di London, Inggris, kemarin (27/1).

Melalui website-nya pada 11 Desember 2014, Skytrax secara resmi mengumumkan bahwa Garuda Indonesia telah memenuhi persyaratan sebagai maskapai bintang lima (five star airlines) yang sesuai dengan audit yang dilaksanakan dari segi pelayanan dan keramahtamahan (service and hospitality).

“Penghargaan ini penting bagi Garuda karena merupakan bentuk pengakuan dunia terhadap transformasi dan berbagai peningkatan yang dilakukan Garuda. Capaian ini kami persembahkan untuk bangsa Indonesia,” kata Dirut Garuda Indonesia M. Arif Wibowo seusai menerima penghargaan yang diserahkan oleh CEO Skytrax Edward Plaisted di Jakarta kemarin. Baca lebih lanjut

Tinggalkan komentar

Filed under Indonesia

DAOP VI Gusur Kios-kios PKL Nekat

SOLO – Lima kios pedagang kaki lima (PKL) di depan terminal Peti Kemas dirobohkan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebegai pemilik lahan, kemarin (6/11). Pedagang pun hanya bisa pasrah saat melihat kiosnya dirobohkan hingga rata dengan tanah.

Para pemilik kios yang bersifat permanen tersebut mengangkut puing-puing runtuhan bangunan kios yang masih dapat diselamatkan.

Salah satu pemilik kios cukur rambut, Abdul Rozak, 65, mengakui, sebelum dilakukan pembongkaran PT KAI sudah memberikan peringatan melalui surat pada Sabtu (25/10) silam. Namun karena pedagang enggan pindah, akhirnya diputuskan untuk melakukan pembongkaran lapak pada Kamis (6/11). Baca lebih lanjut

Tinggalkan komentar

Filed under Hukum, Indonesia

Harga Tembakau Merosot, Petani Merugi

BOYOLALI – Harga tembakau rajangan turun dari kisaran Rp 75 ribu-Rp 80 ribu per kilogram menjadi Rp 35 ribu-Rp 60 ribu per kilogram. Penurunan harga ini bervariasi tergantung kualitas tembakau. Lantaran harga turun, pa ra petani mengeluh.

Widodo, 55, salah satu petani tembakau mengatakan, mendapatkan tembakau kering satu kilogran membutuhkan tembakau basah hingga 10 kilogram. Dengan harga tembakau sekitar Rp 35 ribu hingga Rp 60 ribu, petani mendapatkan untung cukup mepet. Padahal tahun lalu, tembakau rajangan kering harganya mencapai Rp 80 ribu per kilogram. “Kalau mau untung, harganya yang kayak tahun lalu,” kata warga Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo, ini ketika ditemui Radar Solo kemarin (4/11). Baca lebih lanjut

Tinggalkan komentar

Filed under Ekonomi, Indonesia

Babat Jerawat, Nama yang Berasal dari Pemberantasan Bandit

babatjerawatWARGA Babat jerawat, Kusaini, berkisah. Setiap mengurus KTP atau dokumen lain, dia kerap diberi pertanyaan serupa. ”Kok namanya Babat jerawat?” ucapnya.

Ya, barangkali banyak yang penasaran dengan nama Babat jerawat itu. Sungguhkah warga di sana kerap membabat jerawat agar wajah tetap mulus. Kusaini yang penasaran mengatakan pernah menelusuri asal-usul nama kampungnya itu.

”Dari beberapa warga, saya dikandhani kalau nama Babat jerawat itu dari kata babad jejerawat-awat,” katanya. Babad artinya memberantas, sedangkan jejerawat-awat bisa diterjemahkan sebagai berbaris sambil mengancam. Konon, daerah Alas Malang dulu adalah markas bandit. Suatu hari, mereka melewati daerah Babat jerawat. Warga mengetahui ada penjahat yang akan mengancam desa mereka. Warga bersatu padu, mereka membuat pagar betis di pinggir desa. Ketika para bandit datang, warga mengusir mereka dengan ancaman atau disebut juga dengan awat-awat. Seperti itulah cerita mengenai nama Desa Babat jerawat.

Abdul Mudjid, warga Babat jerawat, mendapatkan cerita tersebut dari kakeknya. Kakeknya sering bercerita ketika dia membantu di ladang kacang. Saat sedang mencuci kacang, kakeknya sering mendongenginya. Salah satunya adalah kisah Desa Babat jerawat tersebut. Dia mengatakan, tidak banyak orang yang mengerti cerita itu.

Namun, apabila ditelusuri secara historis, nama Babat jerawat sebenarnya berasal dari nama dua desa. ”Awalnya dari Desa Babad dan Desa Dukuh Jerawat,” kata seorang sesepuh Desa Dukuh Jerawat, Nur Kholis. Dulu dua desa itu terpisah. Sampai pada suatu hari, ketika pemilihan kepala Desa Babad yang baru, pemenangnya berasal dari Dukuh Jerawat. Untuk menghindari perpecahan, dua desa itu pun disatukan pada 1956. (laz/c7/dos)

1 Komentar

Filed under Indonesia, jatim

Kisah Nama Dua Bokong di Sidoarjo

COBA tebak, bokong paling gede di dunia ada di mana?

Ah, jangan tebak bokong punya Kim Kardashian. Jangan pula tuding bokong Julia Perez yang seksi itu, misalnya. Bokong mereka masih kalah gede -sangat jauh- dari dua bokong di Sidoarjo ini. Yakni, Bokong Duwur dan Bokongisor.

bokongsidoarjoIni tidak mengada-ada. Bokong Duwur dan Bokongisor adalah dua di antara empat dusun di Desa Klandingsari. Desa tersebut berada di Tarik, satu di antara 18 kecamatan di kota berlambang udang dan ikan bandeng itu.

”Bokong” paling gede sejagat tersebut sejatinya tidak terlalu luas. Hanya ada sembilan RT di kawasan itu. Bokong Duwur punya enam RT. Sisanya berada di Bokongisor.

Kepala Desa Klandingsari Wawan Setya Budi Utomo menambahkan, Bokong Duwur dan Bokongisor merupakan dua di antara empat dusun di Desa Klandingsari. Dusun yang lain adalah Wonosari dan Klanding. ”Dulu juga ada Bokong Tengah,” katanya. Tapi, pantat, eh, Bokong Tengah itu tinggal kenangan. Bokong Tengah dilebur dengan dusun-dusun lainnya. Penduduknya terlalu sedikit. Jalannya administrasi pemerintahan pun kurang efektif dan efisien. Ya, siapa sih yang mau tinggal nylempit di tengah-tengah bokong? Hehehe

Bokung Duwur dan Bokongisor memang cukup terpencil. Yang tak terbiasa ke sana tentu tak mudah langsung menemukan dua dusun itu. Selain jauh dari jalan utama, papan nama atau petunjuk arah nihil.

”Dulu pernah ada, tapi sudah hilang karena tidak dirawat,” kata Wawan. Selain itu, warga tidak mau lagi bikin papan penanda nama Bokong Duwur dan Bokongisor. ”Paling warganya juga malu. Nama dusun kok Bokong,” timpalnya lantas tersenyum mengembang. Sebab, siapa yang tak tahu bahwa bokong berarti pantat? Sebuah kata yang tak lazim untuk dijadikan nama desa atau dusun.

Wawan memang merasakan betul hal tersebut. Dia asli Bokongisor. ”Zaman sekolah dulu sering diejek,” tuturnya.

Misalnya, pada 1991, saat Wawan masih SMA. Ketika itu, rumah dan sekolahnya berjarak 8 kilometer. Setiap hari dia naik angkutan umum. Dalam setiap perjalanan itu, Wawan kerap dipoyoki kawan-kawannya. ”Yek, anak Bokong,” ledek teman-teman Wawan kala itu.

Tidak tahan dengan ejekan tersebut, Wawan cari siasat. ”Saya turun di Dusun Wonosari. Jalan agak jauh tidak apa-apa asal tidak diejek,” ungkapnya.

Bagi orang yang tidak terbiasa, Bokong yang dipakai sebagai nama dusun tentu sangat janggal. Tapi, warga sekitar tentu sudah sangat biasa. Padahal, umur nama Bokong itu belum terlampau tua.

Ya, dusun-dusun tersebut baru ditahbiskan sebagai Bokong Duwur dan Bokongisor pada 1986, 28 tahun silam. Dusun yang terletak di kawasan barat Sidoarjo, mepet dengan Kabupaten Mojokerto, tersebut memang dekat dengan Sungai Brantas. Itulah alasan utama penamaan Bokong tersebut.

Ketika itu, kata Wawan, sangat banyak mayat yang ditemukan di Sungai Brantas. Hampir semua mayat ditemukan dalam kondisi tertelungkup. ”Yang kelihatan ngambang itu bokongnya,” ceritanya. Entah dari mana asal jenazah-jenazah tersebut. Entah korban tenggelam atau korban penembakan misterius yang ketika itu memang sedang marak-maraknya.

Tinggalkan komentar

Filed under Indonesia, jatim

Perumahan Rakyat

Oleh Rhenald Kasali

Anda mungkin masih ingat era kejayaan Perumnas dan BTN. Lewat keduanya, impian rakyat memiliki rumah pada era 1980 dan 1990-an menjadi kenyataan. Keluarga-keluarga muda pada masa itu belum banyak mengenal properti, rumah mewah, apalagi apartemen. Jadi, cara memiliki rumah adalah dengan mencicil via BTN, tinggal sedikit di luar kota, lalu perlahan-lahan naik kelas.

Tidak sedikit pemilik apartemen dan rumah mewah di berbagai kota besar dewasa ini yang dulunya adalah pemilik rumah Perumnas.

Kata orang bijak, sekali mampu mengalahkan mitos (tentang keniscayaan mampu membeli rumah), kemampuan memiliki rumah akan muncul dan perlahan-lahan naik kelas. Sebaliknya, sekali Anda menjual rumah warisan, Anda akan terbiasa menghabiskan­nya hingga tak punya apa-apa lagi yang dapat diwariskan kepada anak-anak. Baca lebih lanjut

1 Komentar

Filed under Indonesia

Dilema Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Oleh : Rhenald Kasali

Melemahnya mata uang rupiah menimbulkan banyak pertanyaan tentang masa depan perekonomian Indonesia. Untuk berubah menjadi negara yang ekonominya kuat, Indonesia perlu pertumbuhan ekonomi yang tinggi sekaligus berkualitas

Dan, negara-negara yang mampu tumbuh secara berkelanjutan memang tidak banyak.

Beberapa studi menemukan, hanya sepertiga dari negara berkembang yang mampu tumbuh terus-menerus dengan tingkat pertumbuhan di atas 5 persen sejak 1950. Tetapi, setahun sebelum Amerika Serikat dilanda krisis (2008), hampir semua kawasan dunia mampu menjalani growth di atas 5 persen. Ruchir Sharma mencatat 114 negara. Berkat pertumbuhannya yang konsisten, Rusia pun berubah. Kesejahteraan bangsa ini tumbuh dari USD 1.500 (per kapita) menjadi USD 13.000. Baca lebih lanjut

1 Komentar

Filed under Ekonomi, Indonesia