Dulu Pedagang Emperan, Sekarang Jadi Pengusahan Distro

Sekarang 90 merk sudah bergabung dengan bendera ’Yulis Trendshop’

Lari terbirit-birit sambil membawa barang dagangan menjadi keahlian tanpa latihan khusus bagi Anto, begitu panggilannya. Bagaimana tidak, seringkali setelah merasa aman mengelar dagangan di emperan Siola tiba-tiba kedatangan Satpol PP yang langsung membuyarkan mimpinya meraup untung.

Bahkan, laba yang telah ditunggunya kadang berubah menjadi kerugian bila petugas berhasil menyita dagangannya. Beruntung bagi bapak tiga anak ini, orangtuanya yang memiliki sedikit modal mau meminjamkan dananya untuk menyokong bisnisnya lebih baik.

Lagi, Atribut Parpol Ditertibkan

Tampaknya kesadaran peduli lingkungan dikalangan pengurus partai politik di Kota Batu patut dipertanyakan. Buktinya, Satpol PP masih saja menertibkan atribut parpol yang dipaku di pohon tepi jalan.

Karena cara pemasangan atibut parpol itu bisa mematikan pohon pelindung, sampai akhir tahun ini aparat penegak Perda itu giat melancarkan operasi penertiban. Operasi itu sudah dimulai sejak Rabu (24/12) kemarin.

Dalam operasi penertiban yang digelar khusus di wilayah kecamatan Junrejo, Satpol PP menertibkan atribut milik tiga parpol. Umumnya, atribut parpol berupa banner itu dipaku di batang pohon di tepi Jalan Dadaprejo.

45 Gepeng Dipulangkan

45 gelandangan, pengemis, anjal yang terjaring razia kemarin segera dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing. (VANDRI VAN BATTU/MALANG POST)

Bagian Sosial Kota Malang memulangkan 45 gelandangan, pengemis (gepeng), anjal dan PSK. Mereka berasal dari luar kota pendidikan ini setelah dijaring Satpol PP, sepanjang hari kemarin. 45 gepeng dan anjal itu dirazia di berbagai sudut kota. Di antaranya sekitar alun-alun, hingga ke sekitar Matos dan di Jalan Bandung. Saat dijaring operasi, hampir semuanya sedang mengemis dan mengamen di jalan dan tempat keramaian.

“Setelah dijaring dalam razia, mereka dipulangkan ke daerah masing-masing. Sebelum dipulangkan, dibina terlebih dahulu,” kata Ir Imam Santoso, Kabag Sosial Pemkot Malang. Pembinaan dilakukan di Badan Pelaksana Rehabilitasi Tuna Karya Daerah (Bapertukda) di Sulfat. “Tadi setelah dijaring mereka langsung dibawa ke sana (Bapertukda). Besok (hari ini) langsung dibina,” jelasnya.

PKL Jalanan tetap Ndablek

Meski terus-menerus dirazia, PKL buah tetap bandel dengan nekat berjualan. (IRA RAVIKA/MALANG POST)

Razia PKL yang terus menerus dilakukan oleh petugas Satpol PP ternyata belum memberikan efek jera bagi pedagang. Buktinya di beberapa ruas jalan di wilayah Kota Batu masih banyak terlihat PKL menggelar dagangannya. Seperti kemarin, di Jalan Brantas, sekitar lima mobil pick up berhenti berjajar, dengan menggelar barang dagangannya berupa buah-buahan.

Tak ayal, kondisi ini membuat para petugas satpol PP Kota Batu geram. Imbasnya, dalam waktu dekat petugas akan melakukan razia, terkait dengan keberadaan PKL tersebut. Ditegaskan Imam Suryono, Kepala Satpol PP Kota Batu, dalam melakukan razia PKL tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan petugas kepolisian dan koramil. Hal ini karena ditakutkan, para PKL melakukan perlawanan saat razia dilakukan.

Banpol PP Langsung Berangus Spanduk

Personil Bantuan Polisi Pamong Praja Kabupaten (BANPOL) mencabut spanduk tak berporporasi di Kebonagung, kemarin. (Bagus Ary Wicaksono/Malang Post)

Divisi baru bentukan Satpol PP Kabupaten Malang, Bantuan Polisi Pamong Praja (BANPOL) akhirnya diturunkan ke lapangan. Belasan personel Banpol tersebut, tampak mengoperasi sejumlah spanduk liar di Jalan protokol Pakisaji-Kepanjen, kemarin. Hasilnya, puluhan spanduk tak berporporasi (izin) terpaksa dicabut dari lokasi berdiri.

Belasan Banpol tersebut turun ke lapangan dibawah pimpinan Ketua Regu Satpol PP Kabupaten Malang. Tampak juga beberapa Satpol PP senior yang bertugas membimbing para Banpol. Dengan mengendarai Mobil Operasional rutin, “divisi baru” itu mengoperasi wilayah Desa Kebonagung.

Ribuan Spanduk ‘Liar’ Diturunkan

Sekitar 1500 spanduk kategori ‘liar’ terpaksa diturunkan personil Satpol PP Kabupaten Malang. Ribuan spanduk tersebut terjaring selama operasi rutin pada bulan Oktober ini.

Kepala Seksi Penyidikan dan Penindakan Satpol PP Kabupaten Malang R Ichwanul M mengatakan ribuan spanduk itu diketahui menyalahi tiga hal. Yaitu telah habis masa berlaku ijin, salah penempatan hingga tidak berijin sama sekali.

“Spanduk-spanduk ini adalah hasil operasi di 33 Kecamatan selama bulan Oktober,” ujar Ichwanul.

Satpol PP Rekrut Relawan

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkab Malang merekrut sukarelawan untuk membantu operasional tugas satuan ini. Sejak seminggu terakhir, sekitar 22 personel relawan terlihat berlatih di sekitar lingkungan Sekretariat Pemkab Malang. Nies Sulistyowati, Kepala Satpol PP Pemkab Malang, ketika dikonfirmasi di kantornya, Kamis (23/10), menolak menyebut masuknya relawan itu sebagai rekrutmen. “Kalau rekrutmen, saya kan harus pasang pengumuman di media massa. Selain itu, proses rekrutmen adalah wewenang Badan Kepegawaian Daerah (BKD),” kata Nies.

Nies mengungkapkan, personel di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang dia pimpin sebenarnya kurang.