Category Archives: Pendidikan

makalah dan berita dunia pendidikan

Mengenal Konsep Continuous Professional Development (CPD) dalam Dunia Profesi Internasional

Sejarah CPD (Continuous Professional Development) sebagai standar profesional melibatkan perkembangan dan evolusi dalam pemahaman tentang pentingnya pengembangan berkelanjutan dalam karier dan profesionalisme. Berikut adalah gambaran umum tentang sejarah CPD:

  1. Awal Mula: Konsep pengembangan profesional yang berkelanjutan telah ada sejak lama, tetapi pendekatan formal terhadap CPD dimulai pada pertengahan abad ke-20. Pada saat itu, badan-badan profesi mulai menyadari perlunya memberikan pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan kepada anggotanya.
  2. Peningkatan Kesadaran: Pada tahun 1970-an dan 1980-an, kesadaran akan pentingnya pengembangan profesional yang berkelanjutan semakin meningkat. Organisasi profesi dan pemerintah mulai menyadari bahwa pengetahuan dan keterampilan yang relevan harus diperbarui secara teratur untuk menjaga kompetensi profesional.
  3. Pengakuan sebagai Standar: Pada tahun 1990-an, CPD secara resmi diakui sebagai standar profesional dalam banyak profesi. Badan-badan profesi dan organisasi industri mengembangkan kerangka kerja dan pedoman untuk CPD, termasuk jumlah jam atau unit yang harus dicapai oleh para profesional dalam periode waktu tertentu.
  4. Perkembangan Teknologi: Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama internet, telah memainkan peran penting dalam memfasilitasi CPD. Kini, banyak peluang pembelajaran daring, kursus online, dan sumber daya digital tersedia untuk para profesional dalam upaya mereka untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan.
  5. Peningkatan Akuntabilitas: Meningkatnya permintaan dan harapan dari masyarakat, regulator, dan klien telah mendorong peningkatan akuntabilitas dalam praktik profesional. CPD menjadi alat untuk memastikan bahwa para profesional terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk tetap relevan dan efektif dalam bidangnya.

Hingga saat ini, CPD terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh berbagai profesi. Para profesional di berbagai sektor di seluruh dunia diharapkan untuk melibatkan diri dalam program CPD yang sesuai untuk menjaga kompetensi dan meningkatkan kualitas pelayanan mereka.

Lembaga Akreditasi CPD

Ada banyak lembaga dan badan yang dikenal dalam pengakuan atau akreditasi CPD (Continuous Professional Development). Berikut adalah beberapa lembaga terkenal yang secara global diakui dalam hal pengakuan atau akreditasi CPD:

  1. CPD Certification Service: Lembaga ini adalah penyedia terkemuka dalam hal pengakuan CPD. Mereka menawarkan sertifikasi untuk program-program pengembangan profesional yang memenuhi standar kualitas dan relevansi.
  2. The CPD Group : merupakan lembaga yang mengembangkan standar CPD dan memberikan pengakuan terhadap program-program pengembangan profesional yang memenuhi kriteria yang ditetapkan.
  3. Continuing Professional Development Standards Office (CPDSO): CPDSO adalah badan yang mengembangkan standar CPD dan memberikan pengakuan terhadap program-program pengembangan profesional yang memenuhi kriteria yang ditetapkan.
  4. American Institute of Architects (AIA): AIA menyediakan program pengakuan CPD untuk arsitek yang memenuhi persyaratan pengembangan profesional berkelanjutan.
  5. Royal College of Physicians and Surgeons of Canada: Badan ini memberikan pengakuan CPD untuk dokter dan ahli bedah di Kanada.
  6. Institute of Leadership & Management (ILM): ILM adalah lembaga yang mengakui dan mengakreditasi program pengembangan kepemimpinan dan manajemen yang memenuhi standar CPD.
  7. Chartered Institute of Personnel and Development (CIPD): CIPD adalah lembaga profesional yang menawarkan pengakuan CPD untuk praktisi sumber daya manusia yang terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
  8. Association of Chartered Certified Accountants (ACCA): ACCA adalah badan profesi akuntansi yang menawarkan pengakuan CPD untuk anggotanya yang memenuhi persyaratan pengembangan profesional berkelanjutan.
  9. Health and Care Professions Council (HCPC): HCPC adalah badan regulasi yang mengatur profesi kesehatan dan perawatan di Inggris, dan mereka menetapkan standar CPD yang harus dipenuhi oleh para profesional terdaftar.

Selain lembaga-lembaga di atas, ada juga banyak badan dan asosiasi industri yang menyediakan pengakuan atau akreditasi CPD dalam bidang spesifik. Penting untuk mengacu pada otoritas atau badan yang mengatur profesi Anda untuk memahami lembaga atau badan yang diakui secara spesifik dalam konteks profesi Anda.

Peraturan Tentang CPD di Beberapa Negara

Kebijakan dan peraturan pemerintah terkait CPD (Continuous Professional Development) dapat bervariasi dari negara ke negara. Beberapa pemerintah mengadopsi pendekatan yang lebih terpusat dan mengatur persyaratan CPD secara langsung, sementara yang lain mungkin memberikan panduan atau rekomendasi kepada badan-badan profesi untuk mengembangkan kebijakan mereka sendiri terkait CPD.

Berikut adalah beberapa contoh peraturan pemerintah terkait CPD yang ada di beberapa negara:

  1. Amerika Serikat: Di Amerika Serikat, peraturan terkait CPD umumnya ditetapkan oleh badan-badan profesi atau lembaga regulasi di setiap negara bagian. Contohnya, Badan Pendidikan Profesional Negara Bagian California (California State Board of Accountancy) menetapkan persyaratan CPD untuk akuntan di California.
  2. Kanada: Di Kanada, persyaratan CPD dapat bervariasi antara provinsi. Misalnya, Badan Akuntan Bersertifikat Kanada (Chartered Professional Accountants of Canada) menetapkan standar CPD nasional yang diadopsi oleh badan profesi akuntansi di setiap provinsi.
  3. Inggris: Di Inggris, beberapa badan regulasi profesional memiliki peraturan CPD yang mengikat bagi anggotanya. Misalnya, Bar Standards Board yang mengatur profesi barrister menetapkan persyaratan CPD yang harus dipenuhi oleh barrister di Inggris dan Wales.
  4. Australia: Di Australia, badan regulasi profesional seperti Australian Health Practitioner Regulation Agency (AHPRA) memiliki kebijakan CPD yang mengikat bagi para praktisi kesehatan terdaftar.
  5. Singapura: Di Singapura, Majelis Profesi Kesehatan Singapura (Singapore Allied Health Professions Council) menetapkan persyaratan CPD yang wajib dipenuhi oleh para profesional kesehatan terdaftar di Singapura.

Penting untuk mencari informasi lebih lanjut tentang peraturan dan persyaratan CPD yang berlaku di negara Anda dan dalam profesi spesifik Anda. Biasanya, badan profesi atau lembaga regulasi di setiap negara akan memberikan pedoman atau kebijakan resmi terkait CPD kepada para profesional yang berpraktik dalam bidang tersebut.

Tinggalkan komentar

Filed under Pendidikan

Tes Calistung Dilakukan untuk Petakan Kompetensi Dasar

SURABAYA Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) menjadi modal penting bagi anak-anak untuk kelanjutan belajar. Kemarin (13/8) mereka mulai menjalani tes serentak. Tidak ada kata tidak lulus. Yang kurang akan terus dimotivasi agar semakin baik.

Tes calistung berlangsung hingga hari ini. Kepala SDN Margorejo 6 Surabaya Sri Yuniati mengatakan, anak-anak sebaiknya memperhatikan tes menulis. Sebab, tahun lalu anak-anak sering kekurangan waktu. “Biasanya tes menulis butuh waktu lama. Soalnya esai. Kalau membaca dan berhitung, siswa bisa dan ada pilihan ganda,” ujar Sri kemarin.

Tes membaca terdiri atas 40 soal dengan waktu 90 menit. Begitu juga tes menulis. Untuk berhitung, ada 30 soal dengan waktu 90 menit. Sebelum tes, semua peralatan disiapkan. Sekolah juga membekali murid dengan latihan membaca, menulis, dan berhitung. Jika ada siswa yang nilainya kurang, kata Sri, sekolah akan memberikan motivasi kepada siswanya.

Salah seorang siswa SDN Margorejo 6 Surabaya, Jasmine Putri Arumsari, mengatakan, soal calistung kemarin tidak sulit. Dia optimistis mendapat nilai bagus. Khoirunnisa, siswa lain, juga yakin bisa mendapat nilai baik. Dia berhasil menjawab semua soal. “Nggak ada yang sulit soalnya,” ujar Khoirunnisa.

Kabid Dikdas Dispendik Surabaya Eko Prasetyoningsih meninjau langsung pelaksanaan tes itu di SDN Manukan Kulon I dan II. Eko menjelaskan, ujian kompetensi dasar (UKD) calistung merupakan program pembinaan. Selain itu, peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program pembelajaran. Sekolah-sekolah yang perolehan nilai siswanya rendah akan dibina dan diberi pelatihan. “Ini menjadi PR bagi guru. Mereka harus menemukan kesulitan siswanya,” jelas dia.

Calistung juga berfungsi sebagai pemetaan kompetensi dasar di sekolah-sekolah Surabaya. Dengan begitu, peningkatan mutu serta kualitas pendidikan di semua lini akan merata. “Tes ini tidak menentukan apa pun. Siswa tidak perlu khawatir,” ungkapnya. (der/kit/c7/roz)

Tinggalkan komentar

Filed under Pendidikan

Sabun Dari Kulit Durian Inovasi dari Mahasiswa Unair

Kulit durian yang biasanya dibuang ternyata bisa disulap menjadi barang yang bermanfaat. Melalui tangan lima mahasiswa Universitas Airlangga (Unair), kulit durian diolah menjadi sabun ramah lingkungan.

Meski sedang libur kuliah, Mahenda Abdillah Kamil masih datang ke kampus C Unair. “Memang tidak ada kuliah, tapi ada pertemuan dengan teman-teman,” ujarnya dua hari lalu (13/7). Tidak hanya satu agenda, dia mempunyai dua kegiatan sekaligus. Yaitu, pertemuan membahas persiapan masa orientasi mahasiswa baru dan pertemuan dengan tim penelitiannya.

Untuk bertemu dengan tim penelitian, dia membawa berkas khusus. Di antaranya, lembaran berisi data penelitian dan poster berisi latar belakang, tujuan penelitian, tahap penelitian, dan hasil penelitian. Di poster itu juga tertulis nama lima mahasiswa yang menjadi anggota tim. Selain Mahenda, ada Robbyke Ogistyawan, Erika Herdiana, Vira Faramidha, dan Desy Ari Riski. Baca lebih lanjut

Tinggalkan komentar

Filed under Pendidikan

Assertiveness

Oleh Rhenald Kasali

DI atas pesawat komersial armada Amerika, seorang pria Asia masuk tergopoh-gopoh dengan membawa sebuah tas besar. Di belakangnya, ikut seorang perempuan muda yang menggendong bayi baru berusia satu setengah tahun. Tangan kanan pria itu menenteng tas besar, sedangkan tangan kirinya yang tengah digips menggantung pada kain segi tiga, layaknya pasien patah tangan.

Di pintu masuk, pramugari bule menghardiknya. “Itu tak bisa dibawa masuk, terlalu besar,” ujarnya tegas. “Lalu, bagaimana?” tanya pria itu. “I don’t know,” ujar kru bule tadi. “We will call your agent,” tambahnya ketus. Baca lebih lanjut

Tinggalkan komentar

Filed under Pendidikan

Anak Terlantar dan Sekolah Rusak

Oleh: Kurniawan Muhammad*

KOMEDIAN Kelik Pelipur Lara, di sebuah acara parodi politik di televisi pernah mem buat tebakan: “Me ngapa jumlah fakir miskin dan anakanak terlantar di negeri ini bukannya berkurang tiap tahun, tapi malah semakin bertambah?”. Saat itu, banyak jawaban dilontarkan. Tapi dianggap kurang tepat oleh Kelik. Menurut dia, “Salahnya ada pada UUD negara kita.” Lho kok bisa? “Karena fakir miskin dan anak-anak terlantar menurut UUD dipelihara oleh negara. Baca lebih lanjut

1 Komentar

Filed under Pendidikan

Membuat Mobnas Padat Karya

Oleh : Bambang Setiaji*

MENCERMATI serunya perbincangan mobil nasional (mobnas), universitas kami punya pengalaman. Teman-teman dari fakultas teknik mesin dan teknik industri mendapat tugas dari direktur Pengembangan SMK Mendiknas untuk ikut mendesain mobil Esemka.

Mereka terobsesi bisa memiliki atau minimal menyewa mesin pres atau stamping. Tujuannya, chassis dan bodi mobil bisa dipres dengan cepat dan produksi massa bisa dilakukan. Satu menit enam pintu bisa dicetak -hitung sendiri sehari berapa ribu pintu bisa diproduksi.

Bandingkan dengan sistem kerajinan tangan yang mengandalkan ketok. Itu diistilahkan Empu Gandring, mengacu pembuat keris yang menggunakan metode ketok satu demi satu. Baca lebih lanjut

Tinggalkan komentar

Filed under Pendidikan

Mengembalikan Kemesraan pada RSBI

Oleh: Jidi*

TERASA baru kemarin sore orang tua berbondong-bondong berebut RSBI. Sekolah-sekolah reguler berburu status internasional itu. Tidak hanya sekolah negeri tetapi juga sekolah swasta. Biaya besar RSBI terpikir nomor dua. Bahkan tidak sedikit yang dengan terang-terangan mendaulat RSBI sebagai simbol kehebatan pendidikan di daerah sekaligus tunggangan sukses dalam pilkada.

Sejak awal, sebenarnya kritik terhadap RSBI tak pernah sepi. Namun, banyak kritik yang tidak berdaya. Pada Jawa Pos, 24 Mei 2007, saya menulis artikel berjudul Sekolah Internasional, Prestasi atau Prestise? Cukup banyak tanggapan lewat SMS dan email saat itu. Ada yang berpandangan sama, tetapi lebih banyak yang berbeda. Ada pula yang sengit dan agak kaku, pokoknya RSBI!

Sekarang kondisinya berbeda, banyak pihak angkat bicara dan berbalik mengritik RSBI. Terhadap RSBI tidak banyak yang membela. Kalau pun ada, pelit sekali pengakuan terhadap kebaikan RSBI. Alangkah cepatnya kemesraan terhadap RSBI itu berlalu. Baca lebih lanjut

2 Komentar

Filed under Pendidikan